Minggu, 21 Oktober 2012

KB DI WILAYAH PADAT PENDUDUK


Jumlah penduduk yang besar atau banyak , dapat dipastikan mempunyai dampak terhadap kegiatan ekonomi, dimana terbukanya peluang-peluang kegiatan ekonomi, penawaran (Supply) dan permintaan (demand) cendrung meningkat atau banyak pula.

Peluang-peluang kegiatan ekonomi yang tercipta tersebut belum mampu terpenuhi oleh sumber-sumber dilingkungan wilayah padat penduduk atau di ranah tertentu, karena sumber daya manusia perlu ditingkatkan kualitasnya, distibusi pendidikan yang kurang merata, manajemen usaha  perlu ditingkatkan, semangat kerja  perlu diperbarui dan lain sebagainya, pada sisi lain pertumbuhan penduduk belum terkendali maka terjadilah gap antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan kebutuhan hidup. Hal ini akan bermuara kepada hal-hal yang tidak diharapkan misalnya, pengganguran , kriminilitas, tawuran antar kampung, putus sekolah, narkoba dan lain sebagainya.

WILAYAH TERPADAT

Bila dilihat dari Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 Provinsi DKI Jakarta, wilayah Jakarta Pusat menduduki urutan pertama dari segi kepadatan penduduk yakni 18.779,94 Jiwa/Km2 . Sedangkan pada Tingkat Kecamatan penduduk yang terpadat berada Kecamatan Johar Baru dimana kepadatan penduduknya adalah 49.150,17 Jiwa/Km2 . Di Kecamatan Johar Baru sendiri Kelurahan yang terpadat penduduknya adalah Kelurahan Kampung Rawa yakni 73.888,24 Jiwa/Km2, disusul Kelurahan Tanah Tinggi 64.167,96 Jiwa/Km2; Kelurahan Galur 60.026,19 Jiwa/Km2 dan Kelurahan Johar Baru 32.451,86 Jiwa/Km2.

PERAN KB

Peran KB dalam menekan laju pertumbuhan penduduk sangat strategis sekali, mengendalikan angka kelahiran penduduk serta meningkatkan akses pelayanan KB dengan strategi mengupayakan keterjangkauan dan akses masyarakat kurang mampu kepada fasilitas pelayanan KB, meningkatkan kesehatan ibu dan anak, pembangunan keluarga melalui bina keluarga baik balita, remaja maupun lansia.

Memprioritaskan pengarapan program KB di wilayah padat penduduk, dimana rata-rata PUS mempunyai anak lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang lebih maju. Upaya pengarapan diutamakan pada peningkatan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang; IUD, MOP, MOW dan Implan, pengarapan juga diarahkan pada PUS yang bukan peserta KB (Unmet Need), karena tingkat Unmet Need tergolong tinggi.

Disisi Ekonomi digiatkan usaha untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship dikalangan keluarga akseptor itu sendiri melalui UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor)